MEMORI DI MASA REMAJA PADA 17 AGUSTUS
oleh Wisnu Adiprana
Aku teringat ketika masa kecil seorang pemalu dan ketika diminta sebagai petugas upacara aku tidak pernah mau, hal itu terjadi pada waktu sekolah dasar (SD). Inilah awal mula mentalku diuji, setelah duduk dibangku sekolah menengah pertama (SMP) aku mengalami perubahan. Kala itu masa ospek ditunjuk pak guru untuk menjadi petugas upacara sebagai pembaca doa. Aku menjadi terkejut dan merasa grogi tapi tak apa tetap aku jalani. Setelah lama memasuki kelas aku ditunjuk kembali untuk mengikuti lomba berbaris (march) antar sekolah dalam menyambut kemerdekaan RI 17 agustus. Kemudian berlanjut sampai kelas dua aku kembali ditunjuk tetapi mengikuti Aubade (menyanyi lagu wajib) yang diikuti anak-anak siswa pilihan di berbagai kelas yang nantinya akan keliling di berbagai tempat sekolah, kejadian itu hingga sampai kelas tiga aku tetap dipilih.
Beranjak remaja masuk sekolah menengah atas (SMA) tapi aku masuk disekolah kejuruan SMKN 9 Surakarta jurusan seni rupa, disitu pula aku ditunjuk kembali sebagai pasukan berbaris sama halnya mengikuti march waktu masa SMP. Kali ini yang diikuti banyak sekolahan di berbagai penjuru kota Surakarta. Aku mengikuti sebagai perwakilan atas nama sekolahku. Setelah mendekati hari H pak guru memberi instruksi para pasukan berbaris diwajibkan memakai kostum seragam putih lengan panjang, celana panjang putih, kaos tangan putih, memakai syal di leher merah putih, sepatu PDH dengan kaos kaki putih dan terakhir memakai songkok hitam di kepala disertai pin kecil garuda pancasila disebelah kiri.
Ketika aku memakai seragam yang lengkap kemudian sambil bercermin melihat penampilanku. Aku hanya bisa berucap "begitu gagahnya aku." kasarnya dalam bahasa gaul inggris " I'm so bloody owesome and cool." hahahaha.
Stamina ini dua kali lipat dari sebelumnya dibanding waktu mengikuti berbaris masa SMP, kali ini berbaris menempuh jarak 2 KM (kilometer). Beserta tim kurang lebih 21 orang dengan 4 anak pasukan cadangan (kalau tidak salah). Pada start awal ini mengalami kekacauan yaitu baris awal bagian kanan didepanku, temanku yang satu ini tidak konsentrasi barisan menjadi kacau. Posisi itu kemudian langsung digantikan pasukan cadangan. Yah namanya kalau mental belum siap apalagi di sepanjang jalan dikerumuni penonton hal grogi pasti ada.
Ada hal yang lucu ketika berjalan berbaris sampai 1 setengah kilometer sebelum finish aku mengalami GR (gede rasa/gede rumangsa) ada seorang penonton cewek cakep melihati aku terus. Secara spontan aku tidak konsentrasi dan posisi barisku kacau jadi menabrak barisan depanku. Teman depanku langsung menghardik "woi, jaga konsentrasimu! wah kacau ini" lalu aku jawab " Sori bro, ini gara-gara cewek cakep di seberang kanan jalan." Lalu teman samping kananku bilang "iya, aku juga melihatnya,hehehe."
Itulah memori yang aku alami ketika remaja pada masa itu kesiapan mentalku benar-benar diuji. Sampai pada akhirnya hari berlanjut aku ditunjuk menjadi pasukan pembawa bendera lalu yang mengangkat sangsaka merah putih pada upacara wajib hari senin. Ketika mengangkat bendera kemudian lagu berkumandang dalam hatiku berbicara bangga sebagai bangsa Indonesia.
Video dibawah ini adalah hasil editing yang aku buat untuk mengenang kala aku mengikuti kegiatan aubade dan juga mengingat betapa indahnya indonesia dengan berbagai keragaman suku dan budaya. Ironisnya walaupun banyak keragaman masih ada orang-orang rasial yang hidup di bumi pertiwi ini. Aku juga tidak menyalahkan siapapun mereka dan itu hak mereka. Perlu diingat kita hidup didunia Allah swt menilai/memandang amal dan ibadahnya saja. Perbedaan ras ataupun perkawinan silang itupun tidak masalah akan tetapi hati tetap INDONESIA !.
WISNU ADIPRANA
Mempersembahkan
TANAH AIRKU
Ciptaan : Ibu Sud
VIDEO LINK
Thanks for reading & sharing TAOO Revo
0 komentar:
Posting Komentar