Menulis skenario film independen tidak serumit film panjang. Pasalnya, selain durasinya yang pendek (sekitar 5-30 menit), juga tidak menganut struktur yang rumit seperti struktur tiga babak yang sudah lazim digunakan kalangan Hollywood. Jika dalam struktur ini selalu menampilkan tiga pembabakan : pengenalan tokoh-tokoh, munculnya konflik, dan penyelesaian masalah. Jadi, film independen tidak perlu mengikuti pola ini.
Setidaknya ada tiga gaya skenario film independen yang betul-betul sangat berbeda dengan film mainstream. Ada tiga gaya yaitu gaya surprise, circles, dan linier.
Gaya surpise memiliki cerita sederhana dari awal dan pada akhirnya kejutan. Gaya circles mempunyai makna berputar-putar. Bisa jadi tampilan scene per scenenya bolak-balik. Adapun gaya linier yang temanya sangat biasa dan datar, seolah-olah tidak ingin melibatkan psikis penontonnya dan membiarkan alur film mengalir lurus ibarat air mengalir di sungai.
Tidak rumitnya skenario film indie ini terutama guna mendorong kalangan muda untuk berkreasi tanpa dibebani ‘kekeramatan’ sebuah skenario film. Pegiat film indie lebih universal sehingga mau tidak mau teknis penulisan skenario pun tidak harus ‘akademis’ atau berdasarkan aliran-aliran pembuatan film panjang. Dalam hal ini, para pegiat film independen diberi kesempatan seluas-luasnya menuangkan ide dan gagasan ke dalam bentuk film. Bisa jadi film yang dibuatnya tanpa konflik, tanpa ada ujung pangkal, dan tanpa penyelesaian. Bebas, sebebas-bebasnya.
Bagaimana dengan teknik penulisannya? Dalam hal ini, anda tidak perlu harus belajar dahulu secara lama. Yang penting langkah-langkahnya meliputi: penemuan ide cerita, kemudian disusunlah sinopsis (ringkasan) ceritanya. Dari sini, lantas buatlah breakdown master atau shooting script.Tidak sulit kan?
Pokoknya setelah anda menemukan ide cerita, cepat-cepatlah disusun dalam bentuk cerita. Dari cerita yang sudah terbentuk inilah anda tinggal menjabarkan dalam bentuk uraian pengambilan gambar secara sederhana. Akan tetapi, tentu saja kaidah-kaidah filmis harus tetap ada, misalnya, soal teknis pengambilan gambar, penyutradaraan, dan juga editingnya.
Menulis Skenario Itu (Lebih) Gampang. Namun yang ditunjukkan untuk konsumsi film panjang (industri) sehingga menulis skenario itu gampang, tetapi masih membelenggu jika anda membuat skenario film independen.
Membuat film tanpa skenario dengan gagasan dikepala bisa dilakukan asalkan tidak melenceng dari ide tersebut, seperti contoh karya filmku : *DEMENTED.
Film itu tanpa skenario akan tetapi sebelumnya sudah ada sinopsis dalam kepalaku. Masalah dialog dalam cerita aku cuma memberi gambaran dan arahan pada para pemain dan kemudian melakukan improvisasi. Buatlah 2-4 macam kriteria inti cerita (baku) dan setelah ketika dalam proses editing kita bisa memilih dan merubah. Dalam pengambilan gambar cuma dilakukan 4 hari saja, walaupun secara pribadi masih banyak kekurangan setidaknya sudah membentuk cerita. Bikin film bisa dimana saja, inspirasi mengalir kapan saja.
Jadi, jika anda ingin membuat film, segeralah buat. Skenario tidak perlu dipusingkan. Hal yang penting asal ada ide cerita maka lahirlah cerita. Jika sudah ada cerita, pasti akan jadi film. Itu pun tentunya kalau sudah melakukan kegiatan shooting dan editing sebab dua hal inilah yang menjadi jantungnya sebuah karya film. Nah, mengapa anda tidak mulai saja membuat film independen, gampang kan?.
*a Wisnu Adiprana film :DEMENTED (orang tidak waras) berdurasi 24 menit. Dibagi menjadi 2 episode, diblog ini sudah tersedia teman-teman bisa menyaksikan.
Trailer film DEMENTED
Thanks for reading & sharing TAOO Revo
0 komentar:
Posting Komentar