Cari Blog Ini

Home » » Ayahku, Idolaku - cerpen bagian 2

Ayahku, Idolaku - cerpen bagian 2

Posted by TAOO Revo on Senin, 20 Oktober 2014



Waktu berlalu, seperti biasa Ayah dan Mama bercengkrama di ruang tamu. Yang kemudian biasa lakukan si ayah membaca koran dan Mama sibuk menjahit. Saat ayah sedang membaca Koran pandangan beralih di ruang keluarga yang dilihatnya TV  kondisi mati. Lalu ayah bertanya pada Mama.

Ayah: "Mami, ini Nabila tidak kelihatan kemana aja dia?"
Mama: "Dirumah aja kok yah."
Ayah: "Iya tapi kok ruang keluarga tidak ada dan biasanya nongkrong di depan TV."

Mama terdiam dan cuek tidak menjawab sambil meneruskan jahitannya. Si Ayah jadi penasaran, melipat koran yang dibacanya lalu bangkit meninggalkan ruangan tamu dan mencari tahu kemana anaknya berada. Di cari kamar tidurnya tidak ada, kebun yang biasa bermain juga tidak ada. Hanya tinggal satu ruangan yaitu ruang kerja komputer.

Diselidiki ternyata Nabila ada disitu sedang menonton film dengan memakai headset. Dia kelihatan serius sekali.

Ayah: "Oh tuhan…Dia nonton filmku..." (Bicara dengan nada berbisik)

Tiba-tiba mama datang dari belakang menyapa ayah.

Mama: "Ayah…." (nada berbisik)
Ayah: "Mami.. Kamu yakin anakku sudah siap?"
Mama: "Ayah gimana sih? Nabila sudah akan memasuki masa dewasa. Aku yakin dia bisa berpikir dewasa.
Ayah: "Iya tapi karya filmku cenderung kejam dan tidak layak tonton buat anak. Gimana sih mami…"
Mama: "Iya mami cuma kasih karya film ayah yang mendidik . Kan ada beberapa? Ayah tidak usah cemas dech."

Senyuman Mama membuat lega si ayah. Pandangan kembali tertuju pada ekspresi anaknya yang terkadang ketawa ketiwi.

Ayah: "Aku takutnya karya filmku menjadi bahan tertawaan anakku. Menjadi ironis bagiku, mami."
Mama: "Hei, ayah tidak boleh pesimis begitu dong. Ingat karya ayah banyak dipuji."
Ayah: "Iya sih akan tetapi ...." 
Mama: "Sudahlah yah, biarlah si kecil menonton siapa tahu dia tertarik dengan dunia film loh."
Ayah: "Heeem, ayah mau tidur dulu besok masih ada kerjaan di toko."
Mama: "Iya nanti mami nyusul."

Sang ayah mengecup pipi Mama kemudian berkata...

Ayah: "Selamat malam mami…"
Mama: "Selamat malam ayah, sweet dream."
Ayah: "Hayah! jadi keingat dirimu waktu masih perawan, hahaha"
Mama: "Ayaaah…." (dengan nada berbisik)

Sesaat setelah itu kemudian Nabila telah usai menonton film. Rupawan menjadi berseri-seri, senyum yang manis dengan lesung pipi. Rasa hati ingin ngobrol dengan ayahnya tapi sayang beliau sudah tertidur lelap. Dikamar orangtuanya sambil memandang ayah sedang tertidur Nabila tersenyum...

Nabila: "Selamat tidur ayah dan mimpi yang indah. Aku sayang ayah."

Nabila mencium kening ayahnya yang sedang tertidur lelap, Mama terbangun sesaat setelah melihat anaknya semakin cinta dengan ayah, tersenyum lalu kembali dari tidurnya.

=========

Keesokan harinya Nabila mulai aktifitas sekolah kemudian dia kelihatan kebingungan dan resah mencari ayah. Lalu bertanya pada Mama.

Nabila: "Ma, ayah mana? Dicari kemana-mana gak ada…"
Mama: "Oh ya nanti mama yang ngantarin kamu sekolah sayang."
Nabila: "Loh, bukannya kewajiban ayah. Kan Ayah yang selalu nganterin Nabila." (dengan nada marah dan kecewa)
Mama: "Aduh Nabila anakku kok jadi cemberut sih."
Nabila: "Mama gak tahu perasaan Nabila saat ini sih. Aku kepengen ayah yang anterin.Huft!"
Mama: "Ayah sedang ditoko katanya masih ada kerjaan yang harus selesai hari ini. Makanya mama yang anter. Nanti aja pulang sekolah mampir."

Disambut Nabila yang cemberut dengan kedua lengan bersilangan.

Mama: "Sudahlah nak, yuk berangkat keburu telat loh.."

Akhirnya mereka berdua berangkat kesekolah.
Siang hari, bel  sekolah berbunyi bertanda sekolah sudah usai. Nabila terlihat terburu-buru ingin pulang sekolah. Terlihat sang Mama menunggu didepan sekolahnya.

Nabila: "Ayo ma, mampir ke toko ayah!"
Mama: "Iya..iya."

Sesampai ditoko ayahnya, Nabila terlihat biasa saja tidak ada gelagat apapun. Ayahnya melihat tidak merasa curiga sedikitpun. Tapi jadi penasaran begitu terlihat Nabila sedang membisiki kuping mamanya.

Mama: "Oh ya yah, mami mau kepasar dulu ya. Mau beli sayur mayur."
Ayah: "Loh kemarin kan sudah beli banyak?"
Mama: "Ayah!" (sambil mengedipkan mata kirinya)

Ayah paham kalau itu sebuah kode tapi bingung apa yang mama maksud. Mama bergegas meluncur dengan motornya, sekarang tinggal ayah dan anak.

Nabila: "Ayah!"
Ayah: "Yoi."
Nabila: "Yah…"
Ayah: "Apa?"
Nabila: "Tentang masalah idola kemarin..."
Ayah: "Idola lagi, idola lagi... Waduh, ganti tema lainnya ayah lagi tidak mood tentang masalah itu. Gimana kalau tentang sekolahmu?"
Nabila: "Uh, tuh kan. Nabila dah bosan klo masalah sekolah melulu. Tema idola jarang kita bahas kan yah?"
Ayah: "Iya iya, sekarang apa idolamu.  Nando kan? Ayah sudah tahu, sekarang apa lagi?"
Nabila: "Kemarin Nabila sudah liat karya film ayah loh..."

Si ayah tiba-tiba terdiam dari aktifitas kerjanya.

Ayah: "Ok anakku. Mulailah dengan kritikan yang pedas. Ayah siap."

Sang ayah berdiri dengan lengan bersilang dengan wajah tersenyum lantas dibalas senyuman malu oleh anaknya. Nabila terlihat terdiam sambil melihat ayah.

Ayah: "Iya…Woi jangan melamun dong!"
Nabila: "Aku rasa sudah mendapat idola yang baru kok, yah."
Ayah: "Ehm…" (nada batuk buatan)

Penasaran apa yang diucapkan anaknya. 

Ayah: Ok sekarang ayah pengen tahu siapa lagi nih?
Nabila: Idola itu yang tidak jauh dari sisiku dan jauh lebih hebat dari lainnya.

Ayahnya tersenyum lalu berkata...

Ayah: "Ok, ayah paham kok anak seumuranmu itu..."

Tiba-tiba saja Nabila memeluk sang ayah dan tentu saja membuatnya kaget.

Ayah: "Hei..."
Nabila: "Ayah!"

Dicium pipi kiri sang ayah dan tentu saja menjadi terasa aneh tidak seperti hari biasa.

Nabila: "Ayahlah sang idolaku…juga fans beratmu loh yah. Nabila suka film ayah sebagai anaknya aku bangga."

Hati sang ayah menjadi haru melihat kegembiraan anaknya yang sebelumnya terjadi ketidak nyamanan diantara berdua. Tangannya mulai membalas pelukan Nabila dengan dekapan penuh dengan kasih sayang.

Nabila: "Aku sayang kamu ayah."
Ayah: "Aku juga sayang kamu, Nabila…anakku."

Mereka berdua bertatapan, tersenyum lalu ayahnya teringat sesuatu.

Ayah: "Oh ya, ingin tahu gak masa kecil Nando waktu masih belum jadi apa-apa?"
Nabila: "He’em…" (menganggukan kepala)

Ayah: "Dia itu pas di lokasi shoting suka ngompol, ingusan. Parahnya ingusnya di buat mainan sampai para kru dibikin candaan dia,.. Lelet sana lelet sini. Hingga banyak yang merasa risih dekatan sama dia."

Nabila: "HAHAHAHA!"

Mereka berdua tertawa terbahak-bahak.



SELESAI

 ----------------------------------
Cerpen oleh
Wisnu Adiprana


"Kisah cerpen yang saya tulis berdasarkan inspirasi pada video dibawah ini. Walaupun saya belum berkeluarga tapi saya bisa rasakan seperti apa itu sebagai ayah. :)"



Kembali ke bagian 1

Thanks for reading & sharing TAOO Revo

Previous
« Prev Post

0 komentar:

Posting Komentar

Popular Posts